“Katanya libur?” tanya Josha yang sedang melihat adiknya keluar dari kamar dengan pakaian rapi.
“Mau liat rumah.” jawabnya sambil mengambil sepatu di rak sepatu.
“Loh? mau gue anter ga? gue lagi wfh.” tawar Josha yang langsung dibalas dengan lambaian tangan oleh Alisha. “Ga usah ga apa apa, gue berangkat ya kak. See u!” Alisha membuka pintu dan segera keluar dari unitnya.
Aurell benar benar melakukan ‘kayang’ di kamarnya. Entah apa tujuannya, ia hanya ingin mengekspresikan kegembiraannya. Sekarang ia sedang berada di dalam kamar kakaknya. Bersama keempat temannya, menatap jendela yang mengarah ke halaman belakang.
Nunggu sejam itu lumayan lama sebenernya, gue udah main game, dengerin lagu, balik main game lagi, sampai akhirnya gue bosen sendiri. Alhasil gue memilih keluar dari mobil, lumayan cari udara segar. Engga kok, engga cari udara seger doang, ngerokok lah wkwk. Mumpung gue belum ketemu Alisha, ya cukup lah satu batang.
Seperti yang dijanjikan Hisyam, hari ini, tepatnya Hari Sabtu, ia dan Alisha akan pergi ke taman yang waktu itu mereka kunjungi. Untuk sekarang, katanya sih agendanya itu piknik.
Hisyam sudah sampai di depan gedung apartemen Alisha, tak lupa ia memberi tahu bahwa dirinya telah sampai.
Tidak perlu menunggu waktu lama, Alisha keluar dari gedung apartemennya, dengan tangan kiri membawa sebuah keranjang. Hisyam tersenyum melihatnya.
Alisha keluar dari kamar dengan terburu buru sambil mengenakan jaketnya. Kakaknya sudah pergi bekerja sejak tadi pagi buta, karena ada hal yang harus diurus, maka Alisha tidak lupa untuk mengunci pintu dan membawa kuncinya setelah ia keluar dari unit apartnya.
Biasanya, jika sedang tidak terburu buru, lift akan cepat sampai. Mengapa sekarang begitu lama?
Suara yang cukup ramai itu memenuhi gedung yang ternyata sedang diselenggarakan, acara pernikahan. Hisyam memasukkan celananya ke dalam saku celana hitam yang ia gunakan. Hari ini ia hanya memakai setelan jas warna hitam, dengan kemeja warna putih. Tidak, ia tidak menggunakan dasi, terlalu formal kesannya. Ia membuka dua kancing teratas dari kemejanya itu. Rambutnya dipoles serapi mungkin.
Alisha meniup pop mie yang ada di hadapannya, asapnya mengepul, ia membuka kantong kresek yang berisikan belanjaannya tadi, mengeluarkan sosis dan rumput laut.
“Lo makan pop mie banyak banget pemeran pembantunya.” ucap Hisyam yang duduk di hadapannya.
Hisyam berjalan mengelili setiap pojok rumah, mengambil foto, memperhatikan bahan yang digunakan dan lain sebagainya. Sedangkan Alisha yang berada di belakangnya, hanya berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
“Mbak, ini rumahnya masih terbilang bagus sih ya kondisinya. Mau di renov total aja beneran?”