aitanuna

[Teo’s pov]

Yoooooo! hai gue Teo Bagaskara. Sekarang kerjaan gue ya jadi selebgram hahah cita cita gue tercapai, bahkan gue pernah collab juga sama Rachel Vennya -terharu- 🥲 gue juga sekarang jadi Brand Ambassador Biore Men. Makanya jangan heran kalau wajah gue nangkring di iklannya mereka.

Read more...

[Kaivan’s pov]

Hai! gue Kaivan, Kaivan Ardana. Sekarang gue kerja jadi salah satu Store Manager Transmart di Yogyakarta. Cepet ya? haha iya cepet soalnya waktu gue daftar kesini, gue ambil program MT atau Management Trainee. Itulah kenapa, gue bisa lebih cepet jenjang karirnya.

Read more...

[Author’s pov]

Yasa memperhatikan sekeliling rumahnya, ia sudah menutup semua furniture di rumah ini dengan menggunakan kain putih. Hari ini ia akan pergi dari rumah, karena waktunya di rumah ini sudah selesai.

Yasa sudah harus keluar dan menyambut kehidupan yang baru.

Read more...

[Author’s pov]

Yasa membuka kunci mobil, dan saat ia akan masuk, tiba tiba ada suara yang cukup keras memanggilnya.

“YASA!”

Yasa menolehkan pandangannya ke arah sumber suara. Seorang laki laki menekuk lututnya, tampak sekali ia kelelahan karena wajahnya yang bercucuran keringat.

“KAK HENDRY?!”

Yasa segera membuka pintu mobilnya, mengambil botol minum yang selalu ia bawa jika akan bepergian, lalu setelahnya ia berlari menghampir Hendry yang masih mengatur nafasnya.

Read more...

[Author’s pov]

Yasa keluar kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia membuka rak penyimpanan piring dan mengambil gelas kesayangannya, gelas berbahan kaca dengan gambar snoopy.

Yasa membuka kulkas untuk membawa susu vanilla, lalu ia tuangkan ke dalam gelas tadi. Tenggorokannya terasa segar setelah ia meneguk habis susunya. Yasa menyimpan kembali susu itu ke dalam kulkas dan menaruh gelas ke rak pencucian piring, lalu berjalan ke ruang keluarga. Namun, gerakan Yasa yang akan meninggalkan dapur itu terhenti.

Read more...

[Author’s pov]

Selepas mendapat pesan dari Hendry yang mengatakan bahwa dirinya sudah kembali ke rumah, tangan Yasa yang sedang memegang ponselnya itu terjatuh, beserta ponselnya yang dengan lancar jatuh ke lantai.

Sekujur tubuh Yasa melemas kala mendapat pesan itu. Sekarang, ia benar benar sendiri.

Read more...

[Author’s pov]

Hendry sudah mengepak semua barang yang akan ia bawa, sekaligus bajunya. Ia melihat ke sekeliling kamarnya, yang sudah ia tempat selama dua tahun ini. Ia teringat bagaimana ketika pertama kali datang kesini, ia perlu tidur berdempetan dengan Arjuna dan juga Laksana. Hendry tersenyum kecil mengingatnya.

Read more...

[Author’s pov]

“Apalagi yang mau dibawa?” tanya Ayah Laksa ketika memasukkan koper milik Laksa ke dalam bagasi mobilnya.

“Udah yah, itu aja.” Hendry datang dari dalam rumah, membawa beberapa baju yang sudah dilipat rapi.

“Laksa, gue lupa, ini baju yang pernah gue simpen. Udah gue setrikain.” Laksa tersenyum sambil membawa baju miliknya dari Hendry.

Read more...

[Author’s pov]

Arjuna sudah siap dengan tas besar berisi bajunya. Barang barangnya sudah disimpan di kost barunya, sejak beberapa hari yang lalu dibantu oleh Hendry dan juga Laksana.

Yasa menepati perkataannya, bahwa ia akan pulang ke rumah untuk bertemu dengan Arjuna. Ia berangkat dari tempatnya magang selepas jam kerja, dan sampai di rumah sekitar pukul 10 malam karena jalanan macet.

Read more...

[Author’s pov]

Kaivan berjalan ke arah halaman belakang, niatnya ingin membawa beberapa pakaian yang masih ia jemur dan juga handuk, di belakangnya, ada Yasa, Hendry, Arjuna, dan juga Laksa.

Selesai dari halaman belakang, Kaivan berjalan ke tempat biasa dia menyetrika pakaian, masih diikuti oleh keempat adiknya.

Read more...