aitanuna

[Author’s pov]

Wisnu berjalan dengan pelan ke arah ruang tamu, dan benar saja, terlihat mamanya yang sudah duduk manis menunggu kehadirannya.

“Ada apa?” tanya Wisnu tanpa basa basi.

Read more...

[Wisnu’s pov]

Gue dateng ke kampus pagi pagi, bahkan kampus masih terlihat sepi. Tadi malem gue beneran kacau, gimana ceritanya gue bisa ketiduran dan lupa ada tugas yang harus gue selesein.

Gue duduk memilih bangku di tengah, dan membenamkan wajah diantara lengan yang gue lipat di atas meja.

Read more...

[Author’s pov]

Hakim berjalan menuju tempat dimana Kaivan berada, “Kang, Kang Wirga nya belum datang?” tanyanya setiba di hadapan Kaivan.

“Bentar lagi, dia masih praktikum katanya.” jawab Kaivan. Hakim mengangguk lalu pamit untuk kembali ke tempat perkumpulan para panitia.

Suasana di student center sudah cukup ramai, namun, calon yang memiliki hajat baru Kaivan yang datang. Wajar, anak agroteknologi hari ini dipenuhi dengan jadwal praktikum, ada yang praktikum di lab atau ada di lahan.

Read more...

Panik? pastinya. Kaivan, Teo, Wisnu, Hendry yang tadinya udah duduk di meja makan langsung berdiri pas denger kabar dari Laksa kalau Yasa badannya panas, mana katanya dibangunin ga bangun bangun kan.

Kaivan langsung masuk ke dalam kamar Yasa yang diikuti oleh Teo, Wisnu, dan Hendry.

Benar saja, setibanya mereka disana, Yasa dalam keadaan mata terpejam, keringat dingin keluar dari dahi dan lehernya.

Read more...

[Yasa’s pov]

Mabim itu singkatan dari masa bimbingan. Sebenernya tiap jurusan atau fakultas atau bahkan univ itu beda beda. Kalau di fakultas gue itu ada dua tahap, pertama pra-mabim yang biasanya cuma 3 hari doang, terus dilanjut mabim yang waktunya hampir satu semester.

Mabim ini dilaksanain tiap hari Sabtu, pake bajunya juga diatur. Tapi, ga hanya pas mabim doang alias pas di hari haru kuliah pun bajunya diatur. Ga boleh bawa kendaraan pribadi juga selama mabim ini.

Read more...

[Hendry’s pov]

Gue sekarang masih duduk di dalem kelas, bingung juga mau kemana, semuanya pada ada kelas. Tau gini kan gue berleha leha aja di rumah, tapi kalau sekarang gue balik, gabut juga cuy.

krucuk krucuk

Gue kaget sendiri ngedenger suara tadi, masalahnya gue ada di kelas ini sendirian. Dan pastinya sepi.

krucuk krucuk

Read more...

[Arjuna’s pov]

Bener ya, manusia itu cuma bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Gue udah berencana buat ajak Kayla jalan weekend ini, tapi ternyata harus batal karena gue dapet kabar dari adek kalau ambu sakit. Ga mungkin kan gue harus mengeyampingkan masalah ambu, ga bisa. Keluarga masih jadi prioritas gue sampai kapanpun.

Read more...

[Laksana’s pov]

Gue melangkahkan kaki masuk ke dalam kedai, jam menunjukkan pukul 3 sore, jam segini kedai belum begitu ramai. Biasanya sekitaran jam 7 malem keatas baru tuh lumayan. Ada yang emang cuma nongkrong doang, atau ngerjain tugas, ada juga yang ngerjain skripsi yang pas sampai, laptopnya dibiarin orangnya malah mabar sama barista sini.

Read more...

[Wisnu’s pov]

Dengan setelan jas hitam, beserta sepatunya, gue sudah melangkah memasuki ballroom Hotel Manggal. Iya bener, ini hotel punya gue juga.

Ralat, punya bokap gue maksudnya.

Read more...

[Teo’s pov]

Dari kemarin gue ngerasa ga tenang, bahkan pas ke kampus pun gue sering ngelamun sampai ditegur sama dosen berapa kali.

Gue mikirin perihal jadi brand ambassador, gue masih bingung aja, di satu sisi gue mau, di sisi lain gue ga mau, entahlah.

Read more...