Technical Meeting

[Kaivan’s pov]

Gue masuk ke gedung multimedia, sendirian, iya nanti Wirga nyusul katanya.

“Kang Kav!” gue ngeliat ke arah bawah, oh ternyata Hakim. Gue turun ke bawah buat nyamperin Hakim.

“Ga telat kan gue?”

“Hehehe engga kang. Ayo sini duduk dulu kang.”

Gue jalan ngikutin Hakim dan duduk di bangku yang ternyata sebelah gue udah ada Daniel sama Usha. Sejujurnya, gue ga begitu deket sama mereka, ya kenal sih, tapi bukan yang deket banget. Sebatas say hi doang kalau ketemu.

“Daniel, Usha, apa kabar?” tanya gue basa basi.

“Oy Kaivan, kabar gue baik.” jawab Daniel.

“Baik nih Kai.” ucap Usha.

“Kav aja panggilnya ya hehe.” mereka mengangguk bersama.

“Sendiri? Wirga kemana?” tanya Daniel.

“Iya, ada urusan, nanti nyusul katanya.”

Lalu terdengar dari arah depan yang sedang mengecek microphone.

“Test test....akang teteh semua, yang masih diluar segera harap masuk ya, acara akan segera kami mulai. Biar waktunya lebih efektif dan efisien, yuk dipercepat ya semuanya.”

Pintu ruangan multimedia ditutup, acarapun segera dimulai.

“Assalamualaikum, sebelumnya akang teteh perkenalkan saya Abiyoga sebagai salah satu komisioner di BP Pemira, dalam technical meeting ini, saya ingin menjelaskan kegiatan apa saja yang akan kami lakukan. Sebelum acara dimulai, alangkah lebih baiknya kita buka dengan berdoa dengan kepercayaan masing masing. Berdoa dimulai.”

Gue mengucapkan doa dalam hati, mohon dilancarkan dan di berkahi di setiap kegiatannya. Aamiin.

“Berdoa selesai.”


“Jadi yang harus dipersiapkan dengan akang teteh calon ketua dan wakil BEM KALAFAPERTA, itu perihal kampanye, dan juga kampanye dialogis. Untuk kampanya sendiri itu kami beri waktu selama seminggu, sedangkan kampanye dialogis itu kami adakan dua kali.”

Gue mencatat apa apa saja yang disebutkan, dan selagi itu, Wirga datang dan duduk di samping gue.

“Udah lama?” tanyanya berbisik. Gue menggeleng pelan.

“10 menitan kayaknya.” Wirga hanya mengangguk pelan.

“Mungkin akang teteh calon udah tau ya, kampanye dialogis itu, debat dan tanya jawab perihal visi misi ya. Jadi dimohon dipersiapkan lebih baik.”

“Setelah itu pemilu dilaksanakan selama lima hari, kami berharap tidak ada satu pun mahasiswa faperta yang golput, dan disini juga tugas kita semua untuk saling mengingatkan, bahwa mereka berhak memberikan suaranya ya. Pengumuman resmi dilakukan kurang lebih 10 hari, lalu terakhir mubes.”

“Lo udah paham visi misinya kan?” tanya gue ke arah Wirga.

“Udahlah? yakali belum, tapi gue juga deg degan sih Kav.”

“Ya sama.”

“Akang teteh calon, ada yang mau ditanyakan?”


Akhirnya sesi tanya jawab sudah berakhir dan itu tandanya technical meeting ini berakhir. Mau tau selesai jam berapa? jam 8 malam. Tanya jawab yang lumayan memakan waktu.

Ya wajar sih, kita kita juga harus tau dan semuanya harus jelas.

“Kav, Wirga, gue sama Usha duluan ya.” Daniel nepuk bahu gue.

“Eh iya hati hati kalian.” Kita berpisah di area parkiran.

“Kav, langsung pulang?” tanya Wirga sambil memasang helmnya. Gue mengangguk dan langsung menaiki motor.

“Iya, paling beli makan dulu sekalian buat anak anak di rumah. Gue duluan ya Wir.”

“Yo, hati hati Kav.”

Gue melajukan motor pelan, berniat membeli ayam geprek kesukaan gue.

image