PART 27
“Dia mantan aku.” ucap Alisha setelah mobil Hisyam berhenti tepat di parkiran apartmentnya.
Hisyam menarik kunci tangan, karena sepertinya akan ada obrolan yang cukup panjang kedepannya.
“Akhir akhir ini dia balik lagi, buat minta aku bareng sama dia.”
“Padahal dia udah tau jawaban aku apa, tapi masih terus ngejar.”
“Emang kamu jawabnya apa?” Hisyam bertanya.
Alisha menolehkan wajahnya, “Kamu beneran ga tau jawabannya? apa pura pura ga tau?”
Hisyam menaikkan sedikit bibirnya, “Udah tau, tapi pengen denger aja.”
Alisha berdecih, “Ya aku tolak lah.”
Mendengar itu, ada rasa lega di dalam hati Hisyam. Ya walaupun dirinya sudah tahu apa jawabannya, tetap saja ia merasa senang mendengar secara langsung.
“Kenapa nolak? kayaknya dia lebih ok.” memang Hisyam orang yang senang memancing huru hara.
“Ok dalam hal?”
Hisyam menyandarkan punggungnya ke jok mobil.
“Ga tau juga? kayaknya lebih mapan aja keliatannya, lebih dewasa juga.”
“Soalnya kamu cuma liat dari luar, Syam.”
Hisyam memandangi Alisha dari arah samping.
“Al.” panggilnya.
Alisha menjawab dengan gumaman, sedangkan pandangannya tidak berpaling, melihat lurus ke arah depan.
“Liat sini dulu.” tutur Hisyam.
Alisha mengubah posisi duduknya, ia berbalik ke arah kanan menghadap Hisyam.
He grabbed her hand softly.
“Al, aku tau ini bukan masanya kita lagi. Aku tau kita udah bukan di waktu yang kalau punya hubungan itu cuma sekedar mengisi waktu luang atau bahkan main main. Kita udah di masa hal itu jadi salah satu hal yang penting buat kita pikirkan.”
Hisyam berbicara dengan tatapan yang penuh ke arah Alisha, dan jari yang sedari tadi mengelus lembut tangan Alisha.
“Kita udah kenal cukup lama, dan kita udah tau perasaan kita masing masing, kan?”
“Aku ga mau kita ada di status yang abu abu, aku mau kita ada di hubungan yang jelas. Kalau kamu tanya aku, apa aku serius? iya aku serius. Dari awal aku punya perasaan sama kamu, aku udah meyakinkan kalau aku mau serius sama kamu. Jadi, Al … kamu mau jadi pelengkap segala kekuranganku?”
Sebenarnya, pernyataan ini akan Hisyam sampaikan mungkin dalam kurun waktu 2 minggu lagi, karena sebenarnya lusa ia akan pergi ke Surabaya untuk survei project baru yang akan ia kerjakan. Sepulangnya ia dari Surabaya, ia baru akan menyatakannya pada Alisha, ya rencananya seperti itu.
Namun, setelah kedatangan her ex boyfriend,sepertinya lebih cepat lebih baik.
“Syam.”
Serius, dipanggil kayak gitu malah bikin deg degan berkali kali lipat. Kalau mau percaya diri, ya Hisyam harusnya lebih tenang, karena ia sudah tau jawabannya seperti apa. Tapi, namanya hati manusia, siapa yang tahu, kan?
“Aku…”
Al, emang dia udah bisa menerima kamu? masa lalu kamu belum tentu bisa diterima banyak orang Al.
Bayangan ucapan Gata tadi kembali masuk ke dalam pikiran Alisha. Seketika, rasa percaya dirinya turun secara drastis. Banyak pertanyaan di kepalanya, sedangkan dirinya, belum bisa untuk mengatakan yang sejujurnya.
“Aku … minta waktu dulu, ya?”
Pegangan tangan Hisyam kepada Alisha pun melemas seiring ucapan yang keluar tadi.