; KETAHUAN?!
“Aji saya benar benar berterima kasih banyak ya sama kamu, kamu mau menyisihkan waktunya buat ngajarin anak-anak saya.” Aji tersenyum sambil mengangguk tatkala Tante Renna berbicara kepadanya.
Sepulang kerja tadi, Aji datang ke rumah Tante Renna untuk memenuhi undangan makan malam bersama keluarganya. Selain Tante Renna, Nakula, dan Sadewa, ada juga suaminya yang ikut serta bergabung setelah akhirnya bisa pulang ke rumah.
“Iya ibu sama sama. Saya juga mau ngucapin terima kasih yang banyak karena ya … ibu membantu saya hehe.” Aji melihat ke arah stroller baby dimana Aryaan berada.
“Habis ini kamu kerjanya apa berarti?” tanya suaminya.
“Saya balik kerja kayak dulu lagi pak. Di minimarket.”
“Anaknya siapa yang jaga Ji?”
“Saya bawa aja pak, kasian ga ada yang jaga soalnya.” semuanya menatap Aji dengan prihatin, karena mereka mengetahui bagaimana kondisi Aji.
Selesai makan malam, Nakula dan Sadewa mengajak Aji dan Aryaan ke halaman belakang. Rumah mereka terbilang cukup luas, bukan cukup luas lagi sih, tapi luas banget.
“Tuh liat ada kelinci ya.” Aji memperlihatkan kelinci yang ada di kandang pada Aryaan yang ia gendong. Ternyata di halaman belakang ini ada beberapa kelinci peliharaan. Nakula mengeluarkan salah satu kelincinya, warnanya putih bersih dengan bulu yang lebat. Sedangkan Sadewa mengeluarkan kelinci yang satunya lagi yang memiliki warna bulu abu-abu gelap.
“Wah ini pertama kalinya Aryaan lihat kelinci.” Aryaan menatap kelinci kelinci itu dengan antusias. Ya memang benar, ini pertama kalinya Aryaan melihat hewan lain selain semut di kamar kost Aji. Atau mungkin burung yang berlalu lalang ketika ia akan pergi menemani Aji bekerja. OH ATAU! sekedar kucing liar.
“Lucu ya kak? kakak mau bawa pulang?” tawar Sadewa yang membuat Aji tertawa.
“Engga usah, kakak kan ga gede tempat tinggalnya, susah ngerawatnya nanti.”
“Kak Aji sama dek Aryaan kalau mau liat kelinci dateng ke rumah kita aja ya. Kak Aji bakal sering main kesini kan?” tanya Nakula.
“Iya kalau ada waktu nanti kakak sama dek Aryaan main kesini ya.” dan sisa acara makan malam itu dihabiskan untuk bermain bersama kelinci kelinci milik Nakula dan Sadewa.
Aji keluar dari mobil, ia diantarkan oleh supir keluarga Nakula dan Sadewa. Sebenarnya ia sudah menolaknya namun percuma, Tante Renna dan suaminya memaksa Aji untuk mengikuti kemauannya dengan dalih agar Aryaan tidak masuk angin.
Aji melangkahkan kakinya menuju kamar kostnya, ia menggendong Aryaan yang sudah tidur sambil mendorong stroller baby berisikan tas bayi milik Aryaan.
Seketika langkah Aryaan terhenti, pegangannya pada stroller baby itu mengerat, badannya kaku kala ia melihat siapa yang berada di depan pintu kamar kostnya.
“i … ibu?”
“Aji?! itu … anak siapa?”