Hello, Laksana!

[Laksana’s pov]

Hoy! gue Laksana, Laksana Adiyatama. Sekarang senyawa kopi udah makin gede WANJAY. Udah punya cabang di beberapa kota, ada di Bandung, Jatinangor tetep ada dong, Bogor, sama Jakarta.

Kita juga ada franchise nih satu, di Surabaya.

Dan yang makin berkembang lagi, gue kerja sama bareng petani petani kopi. Jadi, biji kopi yang ada di senyawa kopi ini diambil langsung dari petani binaan kita. Gunanya apa sih? of course gue sebagai lulusan anak pertanian nih pengen dong mensejahterakan petani, iya ga? selain itu kita juga pengen ngedongkrak bahwa produk lokal ga kalah bagus kok sama produk import. Itulah kenapa gue sama Malik, dan beberapa team yang lain sepakat buat bikin program Bina Tani Kopi.

Ayah gue Alhamdulillah baik, masih kok doi jadi pilotnya wkwk kadang gue juga suka ikut terbang bareng dia kalau lagi ga sibuk dan berniat buat menghilangkan penat. Itung itung nemenin Ayah.

Tempat tinggal gue nomaden wkwkw kadang gue ada di Bandung, terus tau tau gue udah di Bogor aje nih, besoknya di Bandung lagi. Ya namanya juga bisnisnya ada dimana mana. Dan gue belum punya kantor pusat, jadi ya gitu.

Gue kalau di Bandung sering ketemu Juna atau Hendry. Mereka yang nyamperin ke cafe kalau emang udah pada ga sibuk. Kalau sama sisanya gue jarang ketemu. Tapi kita masih sering telfonan, chattingan, kadang gue juga suka masih suka curhat. Pokoknya ya komunikasi kita harus terus terjaga.

Apalagi nih? OH CEWE WKWK. Kalau lo pada nanya kabar gue atau perasaan gue ke Shafira, ya gue lagi berusaha move on sih ini, gue lagi berusaha mengikhlaskan. Yang namanya perasaan kan ga bisa dipaksain ya, ini urusannya sama hati. Ya ga mungkin gue maksa Shafira buat suka gue.

Tapi gue bersyukur, kalau emang nanti Shafira sama Kang Kaivan berjodoh, toh gue tau Kang Kaivan orangnya sebaik apa, seperhatian apa, sepeduli apa. Jadi, gue rela kalau emang cowonya itu Kang Kaivan.

Gue pernah curhat ini ke Ayah, waktu kita lagi di Jepang. Jawaban Ayah gini, “Laksa, cinta itu ga harus memiliki. Kalau kamu udah mainnya sama hati itu urusannya rumit. Hati sama logika kadang ga bisa disamain, logikanya Laksa bilang, kan Laksa yang selalu ada di setiap harinya Fira, kan Laksa yang nemenin Fira, kan Laksa yang kenal dekat Fira, iya ga? tapi nyatanya, kalau memang hatinya Fira bukan untuk Laksa, Laksa bisa apa? Laksa siap jatuh cinta maka Laksa juga harus siap untuk sakit hati. Jangan berharap kepada manusia terlalu banyak, apalagi berharap memiliki perasaan yang sama. Kalau Laksa mau, pake cara yang lebih ajaib.”

Gue nanya kan, “Apa Yah?”

Dan jawaban Ayah gue itu, “Berdoa. Berdoa buat minta dikasih yang terbaik. Jangan bosen tapi ya? nanti juga waktu yang bakal ngejawab doa Laksa.”

Nah semenjak itulah gue mencoba untuk melapangkan hati gue. Yang gue lakuin sekarang kalau masalah jodoh ya berdoa, berdoa diberikan yang terbaik.

Udah ya panjang betul bagian gue.