C H A L L E N G E

image

“Tadi bunda bukannya nitipin makanan?” Tanya Lucas ketika sudah masuk ke dalam mobil.

“Iya tapi gue tolak. Ya kali ke konser sambil makan nasi.”

“Hahahah ga apa apa kali, jarang kan ada yang nonton konser sambil makan berat gitu.”

“Dikira lagi piknik nanti.”

Lucas mulai memajukan mobilnya keluar dari perumahan tempat tinggal Karin. Keduanya sama sama terdiam, Lucas yang fokus membawa mobil dan Karina yang sedari tadi memainkan ponselnya.

“Gue boleh nyalain musik ga? Tapi dari hp gue?” Tanya Karina. Lucas mengangguk sebagai jawaban tanda mengizinkan.

Karina menyambungkan speaker dan ponselnya melalui bluetooth. Lagu Our First Song dari Joseph Vincent pun menemani perjalanan mereka.

“Kayin. Lo tau ga challenge yang di tiktok itu?”

“Yang mana?”

“Yang kalau kita suit, nanti siapa yang menang, nentuin mau beli makan apa.”

“Ohhh tau gue tau. Kenapa? Mau coba?”

Lucas mengangguk antusias, “Mau. Bentar gue berhentiin dulu mobilnya.”

Setelah Lucas menepikan mobilnya, ia pun memiringkan badannya menghadap Karina, begitupun Karina, yang artinya sekarang mereka sedang duduk berhadap hadapan.

“Mulai ya.....suuuuuuit!”

“YEEEEEEY GUE MENANG.” Teriak Karina setelah keluar hasil suit antara mereka berdua.

“Baru awalan gue kalah. Yaudah lo mau apa?”

“Hm apa ya? Gue bingung juga.”

“3 detik hangus. Gue yang nentuin.” Karina langsung mendelik mendengar ucapan Lucas.

“Ahahaha yaudah makanya mau apa.”

“Mau....minum....janji jiwa enak kali ya?”

“Oke let’s go.”

Lucas kembali menjalankan mobilnya dan menuju untuk membeli minuman yang diinginkan Karina.

—————————————————

“Nih.” Lucas menyodorkan dua minuman Janji Jiwa ke arah Karina sesaat ketika dirinya sudah masuk kembali ke dalam mobil.

“Tumben lama?”

“Lumayan penuh. Ayo suit lagi sebelum gue jalanin ini mobilnya.”

Mereka berdua kembali memainkan suit dan untuk sekarang dimenangkan oleh Lucas.

“Gue mah ke alfa, mau beli banyak cemilan.”

Karina tertawa dan mengangguk tanda setuju.

Di perjalanan mereka terus berbincang, walau lebih banyak Lucas yang berbicara. Entah mengenai kucingnya, kuliahnya, masa kecilnya, apapun itu.

Mobil Lucas berhenti tepat di depan alfa, “Tunggu di mobil aja ya? Gue yang turun.”

“Gapapa?” Tanya Karina.

“Gapapa lah. Sebentar ya.”

Selang 20 menit Lucas kembali dengan kantong kresek yang besar.

“Cas lo beli apa aja?? Banyak banget??”

“Beli segala yang keliat sama mata gue ya gue ambil.”

Karina menggelengkan kepalanya. Serius ini cuma berdua tapi Lucas beli udah kayak buat sekeluarga besar.

“Mau nonton film ga Yin?”

Karina melihat ke arah jam tangan, waktu masih menunjukkan pukul 15.30 yang artinya mereka masih memiliki banyak waktu sebelum konser dimulai.

“Boleh, mau nonton dimana?”

“Di mobil.” Ucapan Lucas membuat Karina mengerutkan keningnya.

“Di mobil?” Lucas mengangguk dan mulai kembali menjalankan mobilnya, keluar dari parkiran alfa.

“Di mobil gimana?”

Bukannya menjawab, Lucas malah tersenyum sambil menoleh sebentar ke arah Karina, “Liat aja nanti ya.”

—————————————————

Ternyata beneran, Lucas sama Karina nonton film di mobil, di depannya ada layar besar banget buat nampilin filmnya, jangan lupa sama cemilan yang mereka beli tadi. Ohiya ada beberapa mobil juga di sebelah sama belakang mereka buat nonton juga.

“Ini baru baru dibukanya tau Yin.” Ucap Lucas sambil memasukkan chiki ke dalam mulutnya. “oh iya? Pantes gue belum pernah denger. Makanya tadi kaget lo ngajakin nonton di mobil.”

Lucas cuma ketawa sambil merhatiin Karina yang lagi makan eskrim di sebelahnya.

Lucas ngarahin tangannya ke arah Karina. Dan tiba tiba megang tangan Karina yang lagi megang eskrim. Karina yang digituin dengan tiba tiba jadi kaget sendiri, dia cuma bisa diem sambil merhatiin tangan Lucas yang ada di tangannya.

“Es krimnya mencair Yin, kena tangan lo.” Setelah membersihkan es krim yang jatuh ke tangan Karina, Lucas segera mengambil tisu dan mengelap tangannya. Lalu kembali, tangan Lucas mengarahkan ke arah Karina, lebih tepatnya ke wajah Karina. Dengan gerakan pelan, Lucas sedikit memajukan badannya ke arah Karina.

Ini Karina daritadi udah deg degan sama sikap Lucas yang tiba tiba. Otak Karina udah ga bisa mikir apa apa, seketika nge-blank.

“Makannya kayak anak kecil belepotan, liat nih di pinggir mulutnya ada es krim.”

Abis kayak gitu Lucas kembali memundurkan badannya dengan santai. Gatau aja kalau jantung Karina udah berpacu dalam melodi alias jantungnya berdegup kencang.

Karina bukannya lanjutin makan eskrimnya, dia malah merhatiin wajah Lucas yang ada di sampingnya.

Lucas yang sadar diperhatiin, dia jadi merhatiin balik ke Karina.

“Kenapa?” Tanya Lucas.

“Lo....kenapa gini?”

Lucas yang bingung cuma bisa mengerutkan dahinya, “Gini gimana?”

“Kenapa lo bersikap gini sama gue, Cas? Lo jangan bikin gue salah paham.”

Sekarang Lucas ngerti sama ucapan Karina.

“Apa yang lo pikirin itu kenyataannya.”

Sekarang Karina yang diem. Lucas ngambil es krim di tangan Karina terus di simpen aja di tempat plastik yang dijadiin tempat sampah. Percuma, es krimnya bakalan keburu mencair soalnya kayaknya sekarang mereka bakalan ngobrol agak panjang.

“Gue ga mau bikin lo salah paham, Yin. Apa yang lo pikirin, apa yang lo pahami, apa yang lo rasakan, itu sesuai sama kenyataan. Yang ada gue emang sengaja nunjukkin itu semua biar lo tau.”

“Gue maunya to the point aja, Cas.”

“Gue suka sama lo.”

Karina terdiam sambil terus menatap wajah Lucas di depannya, sekarang sensasi yang dia rasakan berbeda. Bukan lagi deg degan karena takut, namun deg degan karena..........senang??

“Gue ga butuh jawaban lo sekarang kok Yin.” Ucap Lucas lembut sambil mengelus tangan Karina. “Gue tunggu lo sampe lo siap, kapanpun itu. Lo ga usah ngerasa terburu buru atau terbebani ya.”

Karina mengangguk dan dihadiahi elusan lembut di rambutnya oleh tangan Lucas.

Nyaman. Itu yang Karina rasakan. Usapan Lucas membuatnya nyaman dan ingin terus merasakannya.

“Makasih ya, Cas.”

“Hm? Buat apa?”

“Karena udah bisa bawa gue keluar dari zona nyaman gue.”

Lucas sebenarnya bingung, namun dia merasa belum waktunya untuk bertanya. Alhasil Lucas hanya mengangguk dan tersenyum.

“Sama sama, Kayin.”